Mantan
biarawati menilai keliru jika para wanita lebih suka bekerja di kantor
atau pabrik. Padahal Ibu Rumah tangga itu pekerjaan mulia dan pendidikan
yang utama
Orangtua
mana yang ingin anak-anaknya terjerumus ke lembah kenistaan dan
kesesatan? Tak satupun orangtua di dunia ini menginginkannya. Jika pun
ada, mungkin itu sebuah kegilaan.
Demikian salah satu kajian “Wahai Bunda Didiklah Aku dalam Islam” yang
dibawakan oleh Pengasuh Majlis Ta’lim Al-Muhtadin dan Forum Komunikasi
Lembaga Pembina Muallaf, Irena Handono belum lama ini.
Menurutnya,
mendidik anak di era seperti ini dibutuhkan ekstra pengawalan. Jika
perlu dari tidur hingga bangun tidur kita memantaunya.
Perilaku
anak mayoritas ditentukan oleh seorang ibu. Sebab ibu-lah yang menurut
banyak psikolog lebih mengerti sentuhan emosional anak.
“Ibu
banyak meninggalkan pekerjaan utamanya mengurus anak. Andai memiliki
baju bagus, tapi baju tersebut diletakan di lemari pembantu, bagaimana
perasaannya? Tentu tidak ikhlas, bukan?” demikian ujar lulusan dari
Seminari Agung (Institut Filsafat Teologia Katolik) ini.
Pendiri
Irena Center ini mencontohkan, di dalam dunia yang kini penuh dengan
modernisme, liberalisme dan sekulerisme, keberadaan seorang ibu saat ini
terasa jauh bagi anak, bahkan seolah “tidak ada”.
Untuk mengurus anak saja seorang ibu saat ini sudah membutuhkan baby sitter.
Dalih ini yang dipakai kebanyakan ibu untuk melancarkan karirnya di luar. Padahal peran ibu di rumah tangga sangat dibutuhkan.
Mantan
biarawati keturunan Thionghoa ini menitipkan pesan moral para para ibu
tentang mendidik anak. Ia menganalogikan seorang anak bagaikan gaun
yang sangat mahal dan mesti dijaga super ketat.
“Mahal mana, gaun dengan putra dan putri kita yang dipercaya oleh baby sitter? Anak jangan dititipi oleh orang yang ‘tidak terpelajar’,” ujarnya pada hidayatullah.com.
Kasus Jepang
Ia
mencontohkan Negara Jepang adalah Negara yang pernah mengalami
degradasi moral karena terkikisnya rasa nasionalismenya oleh Barat.
Bahkan
kala itu Kimono sudah tidak dianggap lagi sebagai sebuah kebanggaan.
Angka bunuh diri terus meningkat. Tapi seiring waktu berjalan dan daya
pikir cepat, Jepang kini kembali dengan menerapkan bahwa ke rumah tangga
adalah sebagai pahlawan.
“Tapi Indonesia justru terbalik,” tambahnya.
Irena menyebutkan amanah orangtua di dalam al-Qur’an. ”Wahai
orang-orang yang beriman! Peliharalah dirimu dan keluargamu dari api
neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya
malaikat-malaikat kasar, dan keras, yang tidak durhaka kepada Allah
Subhanahu Wata’ala terhadap apa yang Dia perintahkan kepada mereka dan
selalu mengerjakan apa yang diperintahkan,” ujarnya mengutip Surat At-Tahrim: 6.
Karenanya,
para orangtua disarankan memperhatikan ayat ini agar terus termotivasi
jauh dari neraka. Sebab pengikisan agama terjadi secara perlahan karena
pengaruh budaya dan pola pikir.
“Ikut
selangkah demi selangkah. Sehasta demi sehasta. Dan sedepa demi sedepa.
Hingga akhirnya mengikuti,” ucap Umi Irena mengutip sebuah hadits.
Agar
anak-anak dijauhkan dari pergaulan yang bukan dari ajaran Islam,
orangtua juga harus diberitahu dengan cara memberi keteladanan.
Harus
disadarkanm bawah orangtua yang “meninggalkan” anaknya di rumah dengan
alasan bekerja adalah tidak benar dan resikonya tidak kecil bagi rumah
tangga.
“Orangtua
harua disadarkan. Keliru jika wanita bekerja di kantor atau pabrik.
Sebab Ibu Rumah tangga itu pekerjaan mulia dan pendidikan yang utama,”
ujarnya menambahkan.* (Sumber : Hidayatullah.com)